"Tugas Kewirausahaan Minggu 1"

Posted on 07.33
1.      Apa definisi dari kewirausahaan?
2.      Perilaku apa sajakah yang terdapat pada diri seorang wirausahawan?
3.      Karakteristik apa saja yang terdapat pada para wirausahawan?
4.      Bagaimana menentukan potensi kewirausahawan?
5.      Mengapa inovasi merupakan kunci penting dalam kewirausahawan?

Jawaban
  1.        Kewirausahaan adalah seseorang mempunyai rasa percaya diri terhadap kemampuan mereka untuk berhasil, atau mereka akan bisa menyimpulkan bahwa mereka hendaknya bekerja bagi orang lain.
  2.        orang yang mempunyai tenaga, keinginan untuk terlibat dalam pertualangan inovatif, kemauan untuk menerima tanggung jawab pribadi dalam mewujudkan suatu peristiwa dengan cara yang mereka pilih, dan keinginan untuk berprestasi yang sangat tinggi.

3.  Kemampuan inovatif, Toleransi terhadap kemenduaan, Keinginan untuk berprestasi, Kemampuan perencanaan realistis, Kepemimpinan terorientasi kepada tujuan, Obyektivitas, Tanggung Jawab Pribadi, Kemampuan beradaptasi, Kemampuan sebagai pengorganisasi dan administrator.

4.      Keinginan untuk berprestasi, Keinginan untuk bertanggung jawab, Persepsi pada risiko-risiko menengah, Persepsi pada kemungkinan berhasil, Rangsangan oleh umpan balik, Aktivitas enerjik, Orientasi ke masa depan, Keterampilan dalam pengorganisasian, Sikap terhadap uang.

5.      Karena penting dalam membangun kepribadian diri sendiri untuk mencapai suatu tujuan dan kesuskesan

Nama : Ica Reza Risyanti
Npm  : 45214063
Kelas : 2DA02











INVESTASI DALAM OBLIGASI

Posted on 08.46
Investasi dalam obligasi termasuk kedalam investasi dengan waktu atau jangka waktu lebih dari satu tahun. pengertiannya ialah suatu surat berharga yang berisi kontrak antara si peminjam utang obligasi dengan pihak penerima untuk memperoleh sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Obligasi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Obligasi khusus
Obligasi khusus terdapat menjadi dua yaitu obligasi berjangka atau suatu jenis obligasi yang dikeluarkan yang  terdapat rentang waktu atau jatuh tempo pada waktu yang bersamaan, sedangkan obligasi serial atau suatu surat berharga obligasi yang mempunyai jatuh tempo secara berangsur-angsur.

2. Obligasi hipotik
Obligasi hipotik merupakan surat obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan perseroan yang memberi hak kepada pemegang obligasi untuk mengambil aktiva tertentu jika perseroan yang mengeluarkan obligasi gagal untuk membayar bunga atau pokok pinjaman.

3. Obligasi dengan jaminan
Obligasi dengan jaminan seperti ibaratkan dengan suatu pegadaian terhadap barang yang akan ditukarkan dengan sejumlah uang. sama seperti obligasi dengan jaminan, perusahaan yang akan diberi surat obligasi harus memberi jaminan kepada pihak peminjam atau pemberi obligasi dapat berupa aktiva, sertifikat, dan lain sebagainya.

Dalam obligasi terdapat Disagio obligasi dan Agio obligasi. pengertian Disagio obligasi adalah apabila tingkat bunga harga pasar lebih tinggi dibandingkan tingkat bunga nominal yang dikeluarkan dinamakan disagio atau perusahaan yang meminjam mendapatkan kerugian. sedangkan pada Agio obligasi merupakan apabila tingkat bunga harga pasar leih rendah dibandingkan dengan tingkat bunga harga nminal yang dikeluarkan  maka perusahaan yang diberi pinjaman tersebut akan untung.

Bagaimana menentukan harga pembelian obligasi ?
1. mengikuti harga kurs yang disepakati antara pembeli dan penjual. Harga beli obligasi ditentukan dengan :
harga beli + biaya x pembelian

2. Cara menghitung bunga efektif
>>Taksiran nilai sekarang dari nilai nominal obligasi jatuh tempo
p =  N x      1     
              (1+r)^t

Keterangan :
p  = Nilai tunai sekarang dari obligasi jatuh tempo
N = Nilai nominal obligasi atau nilai jatuh tempo obligasi
r   = Tingkat bunga obligasi
t  = Periode atau lamanya umur obligasi sampai jatuh tempo

>> Nilai tunai bunga yang akan diterima sampai obligasi ini jatuh tempo
Fa = 1   -     1     

               (1+r)^t

Contoh soal :
Pada 1 Desember 2001, PT Nusa Raya, Depok membeli obligasi PT. Samudra sebanyak 500 lembar, nominal @ Rp. 1.000.000,00. Bunga obligasi 12% dibayar setiap tanggal 1 Mei dan 1 Nopember. Kurs beli 100, biaya komisi 1% dari nilai transaksi dan PPN 1% dari nilai komisi.

Perhitungan harga perolehan:
Keterangan :                                                                               Nilai Uang (Rp.)
Transaksi Beli      500 x 1.000.000 x 100%                                                          500.000.000
Komisi               1% x nilai trans.                                                       5.000.000
PPN                   10 % dari komisi                                                     500.000+
Total biaya transaksi beli                                                                                         5.500.000+Total pembelian                                                                                                      505.500.000
Bunga berjalan (1/11-1/12) 1/12 x 500.000.000 x12%                                           5.000.000+
Total Pembayaran                                                                                                   510.500.000

Ada dua pendekatan untuk pencatatan bunga berjalan tersebut, yaitu:
>< Bunga berjalan dicatat sebagai Pendapatan Bunga yang didebet, atau
>< Bunga berjalan dicatat sebagai Piutang Pendapatan Bunga yang didebet

a. Pencatatan sebagai pendapatan bunga yang di debet

maka jurnalnya adalah :
 Investment in Bonds              505.500.000  
 Interest Revenue                       5.000.000  
             Cash                                                                  510.500.000
  
Pada 1 Mei 2002 penerimaan bunga obligasi sebesar
6/12 x 500.000.000 x 12%   =                                        30.000.0000

yang akan dijurnal sebagai berikut
 Cash                                           30.000.000   
             Interest Revenue                                                            30.000.000

b. Pencatatan sebagai piutang pendapatan bunga yang di debet
Maka jurnal yang dibentuk adalah:
 
Investment in Bonds                  505.500.000   
Interest Receivable                       5.000.000   
              Cash                                                               510.500.000

Pada 1 Mei 2002 penerimaan bunga obligasi sebesar =
6/12x 500.000.000 x 12% =         30.000.000
yang  akan dijurnal sebagai berikut:
Cash                                       30.000.000    
               Interest Receivable                                     5.000.000
               Interest Revenue                                        25.000.000



INVESTASI SEMENTARA

Posted on 01.53
Investasi sementara merupakan suatu investasi yang memiliki jangka waktu pendek (kurang lebih satu tahun) baik dalam bentuk surat-surat berharga maupun dalam bentuk aktiva yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan.

Tujuan Investasi Sementara

Biasanya perusahaan melakukan investasi sementara dalam bentuk surat-surat berharga yang bertujuan untuk  mengurangi uang kas yang menganggur. dengan menanamkan uang kas yang menganggur dalam sekuritas tersebut diharapkan adanya kenaikan kurs dalam jangka waktu yang singkat sehingga perusahaan dapat mendapatkan laba dari perbedaan kurs beli dan kurs jual tersebut.

Contoh dari penanaman Investasi sementara ialah Saham dan Obligasi. Saham ialah surat kepemilikan dengan imbalan berupa deviden. jadi, bagi para pemegang saham, laba yang mereka peroleh adalah deviden. selain itu, aja juga Obligasi yaitu berupa surat bukti utang dengan pembayaran bunga. sedangkan dengan adanyapenanaman dalam bentuk obliasi, pihak yang memberi hutang diharapkan akan mendapatkan imbalan berupa bunga kepada si peminjam.
 


Pencatatan penjualan surat-surat berharga ada 3 metod, yaitu :
1. Metode FIFO (MPKP)
MPTKP : Masuk Pertama Keluar Pertama
2. Metode LIFO (MTKP)
MTKP : Masuk Terakhir Keluar Pertama
3. Metode rata-rata

Contoh soal dari ketiga metode diatas adalah :

PT ABC pada tahun 2010 memberikan data yang berhubungan dengan investasi dalam saham sebagai berikut:

10/02/10   Dibeli 100 lembar saham PT TEGAR nominal @Rp 10.000 kurs beli 10% dengan biaya provisi dan meterai sebesar Rp 10.000

25/05/10    Dibeli 50 lembar saham PT TEGAR nominal @Rp 10.000 kurs beli 120% dengan biaya provisi dan meterai sebesar Rp 5.000

15/08/10    Dijual 60 lembar saham PT TEGAR nominal @Rp 10.000 kurs jual 120% dengan biaya provisi dan meterai Rp 10.000
Pencatatan jurnal dan perhitungan nampak dibawah ini :

Jawab :
10/02/10    Marketable Securities        Rp 1.110.000
                                 Cash                                Rp 1.110.000
Perhitungan :
    Kurs beli 110/100 x Rp 1.000.000         =  Rp 1.100.000
    Biaya provisi dan materai                       =   Rp     10.000   +
    Harga perolehan 100 lembar saham         = Rp 1.110.000

25/05/10     Marketable Securities        Rp 605.000
                                Cash                     Rp 605.000
Perhitungan :
    Kurs beli 120/100 x Rp 500.000         =  Rp 600.000
    Biaya provisi dan materai                     = Rp       5.000   +
    Harga perolehan 100 lembar saham     = Rp 605.000

 Bila menggunakan metode FIFO :
 15/08/10      Cash                         Rp 710.000
                                  Marketable Securities                           Rp 666.000
                                  Gain on sale pf marketable securities     Rp 44.000                        
Perhitungan :
    Kurs jual 120/100 x Rp 60.000           =    Rp 720.000
    Biaya povisi dan materai                      =       Rp 10.000    -
    Hasil penjualan 60 lembar saham         =    Rp 710.000
    Harga pokok metode FIFO
    60/100 X Rp 1.110.000                      =     Rp 666.000    -
    Laba penjualan surat-surat berharga     =     Rp 44.000
    

Bila menggunakan metode LIFO :
 15/08/10      Cash                          Rp 710.000
                                     Loss on sale of marketable securities        Rp 6.000
                                     Marketable securities                                Rp 716.000
Perhitungan :
     Kurs jual 120/100 x Rp 600.000         =    Rp 720.000
    Biaya provisi dan materai                      =     Rp 10.000           -
    Hasil penjualan 60 lembar saham                                                      = Rp 710.000
    Harga pokok metode LIFO
    50/50 x Rp 605.000                 = Rp 605.000
    10/100 x Rp 1.110.000             = Rp 111.000        +        
                                                                                                            = Rp 716.000         -
Rugi penjualan surat-surat berharga                                                       = Rp 6.000

Bila menggunakan metode Harga pokok rata-rata :
 15/08/10       Cash                         Rp 710.000
                                   Loss on sale of marketable securities             Rp 686.000
                                  Marketable securities                                    Rp 24.000
Perhitungan :
      Kurs jual 120/100 x Rp 600.000             = Rp 720.000
      Biaya provisi dan materai                         = Rp 10.000         -
      Hasil penjualan 60 lembar saham                                                  =    Rp 710.000
Harga pokok metode Harga rata-rata :
Pembelian I. 50 Lembar saham                      =Rp 605.000
Pembelian II 100 Lembar saham                    =Rp 1.110.000        +
                                                                      =     Rp 1.715.000

    Harga pokok 60 lembar : 60/150 x Rp 1.715.000                            =     Rp 686.000 -
    Laba penjualan surat-surat berharga                                                 =     Rp 24.000



HUTANG LANCAR

Posted on 09.40
Hutang jangka panjang atau biasa disebut dengan kewajiban tidak lancar merupakan suatu kewajiban yang diharapkan dapat dibayarkan dalam jangka waktu lebih dari 1 tahun atau 12 bulan.
Kewajiban tidak lancar dibagi menjadi beberapa kelompok diantaranya :
1 Utang jangka panjang
Contoh dari utang jangka panjang ialah seperti utang oligasi, utang hipotek, dan utang wesel jangka panjang dimana dana yang akan dikeluarkan sudah dihitung sebelumnya dan masa pembayarannya biasanya lebih dari 1 tahun. 
2. Kewajiban sewa jangka panjang
Merupakan kewajiban yang dapat berupa sewa guna usaha atas properti, pabrik, maupun peralatan yang dimana perusahaan membeli dalam bentung utang, 
3. Kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan
Suatu pajak yang harus dibayarkan dalam waktu lebih satu tahun dimana pajak tersebut tidak bersifat rutin. 
4. Kewajiban tidak lancar lainnya.  


Berikut merupakan jenis hutang jangka panjang:
1. Hutang hipotik
Hutang ipotik ialah pinjaman dari bank atau perusahaan atau lembaga keuangan lainnya dengan menjaminkan harta tidak bergerak. maksud dari harga tidak bergerak, seperti tanah, bangunan, dan yang lain sebagainya.

Contoh kasus dalam hutang hipotik :

Pada tanggal 1 Januari 2010 PT. Bulan mendapat pinjaman hipotik dari Bank Jaya sebesar Rp 80.000.000 bunga 12% dibayar dibelakang tiap tanggal 1/3 dan 1/9 dengan jaminan rumah dan tanah sebesar Rp 10.000.000. Hipotik diangsur setiap tanggal 1/8 dan dimulai tanggal 1/8/2011 dengan besarnya tiap angsuran Rp 20.000.000
Diminta:
Buatlah semua jurnal yang diperlukan termasuk pencatatan, penyeseuaian, penutupan dan pembalik untuk tahun 2010 dan 2011 saja.
Jawab:
01/01/2010     Kas                                        Rp 80.000.000
                                 Hutang hipotik                                        Rp 80.000.000
01/03/2010    Beban bunga                            Rp 1.600.000
                                          Kas                                               Rp 1.600.000
Perhitungan: 2/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 1.600.000

01/09/2010    Beban Bunga                             Rp 4.800.000
                                        Kas                                                  Rp 4.800.000
Perhitungan: 6/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 4.800.000

31/12/2010    Jurnal Penyesuaian:
                      Beban bunga                                Rp 3.200.000
                                         Hutang bunga                                    Rp 3.200.000
31/12/2010    Jurnal Penutup:
                      Laba/rugi                                     Rp 9.600.000
                                           Beban bunga                                     Rp 9.600.000
01/01/2011    Jurnal Pembalik:
                      Hutang bunga                              Rp 3.200.000
                                           Beban bunga                                     Rp 3.200.000
01/03/2011    Beban bunga                               Rp 4.800.000
                                           Kas                                                  Rp 4.800.000
01/08/2011    Angsuran hipotik terhutang          Rp 20.000.000
                                           Kas                                                  Rp 20.000.000
01/09/2011    Beban bunga                              Rp 4.600.000
                                           Kas                                                  Rp 4.600.000
Perhitungan: 1/3 – 1/8 = 5/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 4.000.000
             1/8 – 1/9 = 1/12 x 12/100 x Rp 80.000.000 = Rp 600.000

31/12/2011    Jurnal Penyesuaian:
                      Beban bunga                             Rp 2.400.000
                                        Hutang bunga                                     Rp 2.400.000
Perhitungan: 4/12 x 12/100 x 60.000.000 = Rp 2.400.000

31/12/2011    Hutang hipotik                         Rp 20.000.000
                                     Angsuran hipotik terhutang                      Rp 20.000.000
31/12/2011    Jurnal Penutup:
                        Ikhtisar laba rugi                    Rp 7.600.000
                                    Beban bunga                                             Rp 7.600.000

2. Hutang Obligasi
Hutang obligasi merupakan surat tanda berutang dengan jumlah yang tercantum dalam surat tersebut dan disertai waktu pelunasan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun serta dengan tingkat bunga tertentu dan tanggal pembayarannya.

Contoh Hutang obligasi:
Pada tanggal 1 Maret 2010 PT.Jaya menempatkan atau menjual utang obligasinya pada PT.Indomart dengan sebanyak 2000 lembar, dengan kurs 110% dan  nilai nominal @100.000, Biaya yang diperhitungkan adalah biaya provisi dan materai 1%. Tingkat bunga 12% hari kupon 1/6 – 1/12

Pada tanggal 1 April 2010 PT.Jaya menjual utang obligasinya pada PT.Semen Tiga Roda sebanyak 5000 lembar dengan nilai nominal @20.000 dan kurs 95% , provisi dan materai 1% tingkat bunga 10% hari kupon 1/8

Pada tanggal 1 Mei 2010 PT.Jaya menempatkan utang obligasi PT.Indofood sebanyak 1000 lembar nilai nominal @80.000 dengan kurs 100% (Pari) profisi dan materai 1% , tingkat bunga 13,5% hari kupon 30 April dan 30 Oktober.

Tentukan harga perolehan atau penempatan dari utang obligasi pada PT.Indomart , utang  obligasi pada PT.Semen Tiga Roda dan utang obligasu pada PT.Indofood

Jawab :
Harga jual obligasi pada PT.Indomart = 2000 x 100.000 x 110% = 220.000.000
Provisi dan materai 1% x 220.000.000                                        =     2.200.000 -
        Harga perolehan atau harga beli                                           =  217.800.000
Harga beli obligasi PT.Semen Tiga Roda = 5000 x 20.000 x 95% = 95.000.000
Provisi dan materai 1% x 95.000.000                                           = 9.500.000 -
        Harga perolehan atau harga beli                                            = 94.050.000

Harga beli obligasi PT.Indofood = 1000 x 80.000 x 100%            = 80.000.000
Provisi dan materai 1% x 80.000.000                                           = 800.000 -
        Harga perolehan atau harga beli                                            = 79.200.000

PENILAIAN PERSEDIAAN BARANG SELAIN HARGA POKOK

Posted on 06.47
 Suatu persediaan merupakan kekayaan perusahaan berupa barang dagang yang digunakan untuk diproduksi maupun dijual kembali. Namun, ada beberapa perusahaan yang melakukan pengendalian dan penilaian persediaan selain harga pokok.
Harga pokok ialah harga atau nilai yang sesungguhnya tanpa adanya tambahan biaya yang lain.
Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penilaian persediaan selain harga pokok:
1. Nilai terendah antara biaya dengan harga pokok
Harga pokok ialah harga atau nilai yang sesungguhnya tanpa adanya tambahan biaya yang lain sedangkan harga pasar ialah harga atau nilai yang dijualkan perusahaan di dalam pasaran agar selisih dari harga tersebut diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Jika harga pasar suatu persediaan lebih rendah daripada harga pokoknya, alternatif lain dalam menilai persediaan pada harga pokok adalah menggunakan metode mana yang terendah antara harga pokok atau harga pasar. Metode mana yang terendah antara harga pokok atau harga pasar dapat digunakan untuk stiap jenis perusahaan baik perusahaan dagang, maufaktur maupun jasa, kelompok persediaan tertentu, dll
2. Metode laba kotor untuk mengestimasi persediaan
Metode laba kotor digunakan perusahaan untuk menaksir harga pokok persediaan barang dagangan pada akhir suatu periode. hal ini perlu dilakukan untuk mengestimasi persediaan dalam suatu laporan keuangan perusahaan.
3. Metode persediaan eceran

Didalam metode persediaan eceran ,penggunaan metode persediaan eceran biasa untuk menaksir harga pokok persediaan barang dagangan perusahaan pada akhir suatu periode. 
4. Penyajian dan Analisis
Dalam metode ini, semua persediaan barang dagang yang sudah dikeluarkan maupun yang bertambah dicatat dan disajikan dalam bentuk pelaporan keuangan.
Pembukuan harga pasar dan eceran.
Setiap pengendalian dan perhitungan persediaan, diharuskan adanya pembukuan mengenai transaksi dari persediaan barang dagang perusahaan. Baik mengenai harga pokok penjualan, harga penjualan, maupun biaya-biaya yang telah dikeluarkan.
Pada pembukuan di dalamnya terdapat harga pasar dan harga eceran. Apabila ternyata yang lebih rendah adalah harga cost, maka tidak diperlukan sesuatu perubahan apapum juga dalam pembukuan , perusahaan , khusunya dalam perkiraan Inventory. Hal ini dikarenakan dalam perkiraan inventory tersebut memang sudah tercatat harga pembelian dari barang-barang  yang bersangkutan.
Untuk menurunkan nilai yang tercatat dalam perkiraan Inventory tersebut, dikenal dua metode pembukuannya yaitu:
a. Cara pembukuan yang tidak memisakan kerugian akibat penurunan nilai persediaan brang tersebut, ke dalam perkiraan yang terpisah dan berdiri sendiri

b. Cara pembukuan yang memisahkan kerugian akibat penuruanan nilai persediaan brang, ke dalam perkiraan yang terpisah dan berdiri sendiri. dalam metode ini terdapat 2 sistem yang digunakan yaitu:

-Sistem Direct (Langsung)
Pada sistem direct (langsung) sistem  ini mencatat harga yang lebih rendah harga pasar ke dalam perkiraan persediaan , tetapi mencatat harga yang lebih tinggi at cost ke dalam perkiraan harga pokok penjualan  pada waktu menyusun jurnal adjustment. 



PERSEDIAAN

Posted on 05.29
Kali ini saya akan membahas tentang persediaan, Persediaan merupakan salah satu bentuk dari Aktiva lancar, berupa kekayaan perusahaan yang disediakan berupa barang-barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk di produksi kembali atau dijual secara langsung.
Persediaan dibagi menjadi 5 yaitu:
1.  Merchindese Inventory (Persediaan barang dagang)
Merchindese inventory adalah suatu barang yang diambil dari pihak penjual atau pemasok yang disediakan untuk diperjualbelikan kembali tanpa adanya perubahan dari barang tersebut.
2.  Direct Materials Inventory (persediaan bahan baku)
Direct materials inventory atau biasa disebut bahan mentah/bahan baku ialah bahan utama yang digunakan untuk diproduksi menjadi barang jadi.
3. Indirect Materials Inventory (Persediaan Bahan Pembantu)
Indirect materials inventory ialah suatu bahan penolong atau pembantu yang digunakan untuk menyempurnakan bahan mentah dan diproduksi untuk menjadi barang jadi.
4. Work in Process Inventory (Persediaan Barang dalam Proses)
Work in process inventory adalah suatu barang yang masih sedang diproduksi dan belum menjadi barang jadi seutuhnya.
5. Finished Goods Inventory (Persediaan Barang Jadi) 
Finished goods inventory adalah barang-barang yang sudah diproduksi dan menghasilkan barang jadi. 
Selain itu, untuk melakukan proses pengendalian, dibutuhkan pembukuan untuk membukukan atau mencatat persediaan barang dagang tersebut.
proses pembukuan barang dagang terdapat 2 metode yang digunakan ialah:
1. Metode perpetual
Dengan metode ini, perusahaan melihat persediaan barang dagang melalui suatu pembukuan dalam perkiraan Persediaan dari barang yang bersangkutan.
2. Metode periodik (Fisik)
Berbeda dengan metode perpetual, metode fisik dilakukan dengan cara pihak yang ingin mengetahui persediaan terjun langsung ke dalam gudang dan menghitung jumlah barang di dalam gudang tersebut.
Oleh sebab itu, jika perusahaan ingin mengetahui sisa persediaan barang yang masih ada, harus melakukan penghitungan secara fisik barang-barang yang terdapat di gudang .

Pos-pos yang disediakan dalam persediaan adalah sebagai berikut:
1. Barang  dalam perjalanan
ialah suatu barang yang masih di dalam perjalanan dan belum diketahui atau belum dipastikan kepemilikannya. tergantung pada syarat penjualannya. Apabila syarat penjualannya adalah franko gudang pejual , maka barang dalam perjalanan sudah menjadi miliki pembeli. Sebaliknya, apabila syarat penjualannya adalah franko gudang pembeli  maka barang dalam perjalanan adalah masih milik Penjual. 
2. Barang konsinyasi
Barang konsinyasi dapat dikatakan sebagai barang titipan yang biasa dilakukan olh pedagang kaki lima atau eceran yang menyediakan barang untuk dijua namun sepenuhnya barang tersebut bukanlah milik pihak penjual. perusahaan menitipkan barang tersebut ke toko dalam masa kontrak dengan penjual untuk diperjualbelikan.
3. Barang yang dipisahkan
Barang yang dipisahkan adalah suatu barang yang sudah dipesan atau dibeli oleh pihak konsumen, untuk itu barang tersebut dipisahkan dari penyimpanan barang dagang pada perusahaan.
4.  Barang yang telah dijual dengan angsuran
Barang tersebut dapat dikatakan sebagai barang kreditan atau pihak konsumen membeli suatu barang, namun pembayarannya dicicil setiap waktu yang suah disepakati dengan pihak penjual.
5. Barang yang dijual dengan tingkat retur yang tinggi
Retur ialah suatu barang yang dikembalikan kepada pihak penjual dari pihak pembeli karena barang tersebut tidak sesuai dengan keinginan pembeli. setiap barang yang sudah dibeli dapat di kembalikan lagi ke si penjual dengan tingkat retur yang tinggi.
1. Penilaian persediaan menurut metode perpetual:
a. FIFO
FIFO singkatan dari First In First Out atau dalam bahasa indonesia masuk pertama keluar pertama. Jadi, FIFO ialah barang yang dibeli lebih awal dianggap dijual lebih awal pula. Biasanya barang tersebut ialah barang yang sedang trend di pasaran. Berarti, pada satiap transaksi penjualan, maka Harga pokok pembelian dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang lebih awal dibeli oleh perusahaan

b. LIFO
LIFO singkaran dari Last in First Out atau dalam bahasa indonesia ialah masuk terakhir keluar pertama. Jadi, LIFO ialah barang yang masuk atau dibeli terakhir dianggap akan dikeluarkan atau di jual lebih awal. maka, Cost of good sold (harga pokok pembelian) dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang paling akhir dibeli perusahaan.
c. Moving Avarage
Moving avarage atau rata-rata bergerak , menurut metode ini , setiap terjadi perubahan jumlah persediaan barang, baik karena ada pembelian maupun karena ada penjualan, sisa persediaan yang ada segera dirata-rata nilainya. atau nilai rata-rata tersebut ialah harga satuan dari barang yang akan dikeluarkan
2. Penilaian persediaan menurut metode fisik atau periodik
a. Special Identification
Menurut metode ini, setiap barang sudaah memilkiki suatu tanda pengenal, sehingga dalam perhitungan harga dari suatu barang tersebut, sudah ditentukan harga persatuannya oleh perusahaan.
b. Simple Avarage (rata-rata sederhana)
Menurut cara Simple Average ialah sisa persediaan barang dinilai berdasarkan jumlah seluruh harga pembelian dibagi dengan jumlah barang yang dibeli.
c. Weighted Avarage (rata-rata tertimbang)
Menurut cara Weighted Average ialah sisa persediaan barang dinilai berdasarkan harga rata-rata dari seluruh pembelian yang dilakukan, yaitu nilai rupiah seluruh pembelian dibagi dengan seluruh kilogram barang yang dibeli.
d. FIFO 
FIFO singkatan dari First In First Out atau dalam bahasa indonesia masuk pertama keluar pertama. Jadi, FIFO ialah barang yang dibeli lebih awal dianggap dijual lebih awal pula. Biasanya barang tersebut ialah barang yang sedang trend di pasaran. Berarti, pada satiap transaksi penjualan, maka Harga pokok pembelian dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang lebih awal dibeli oleh perusahaan
e. LIFO
LIFO singkaran dari Last in First Out atau dalam bahasa indonesia ialah masuk terakhir keluar pertama. Jadi, LIFO ialah barang yang masuk atau dibeli terakhir dianggap akan dikeluarkan atau di jual lebih awal. maka, Cost of good sold (harga pokok pembelian) dari barang yang dijual didasarkan pada nilai barang yang paling akhir dibeli perusahaan.


Wesel & Promes

Posted on 06.04

Selamat malam para pecinta blogger kali ini saya akan membahas tentang wesel & promes

  
     
Promes adalah janji tertulis tanpa syarat untuk membayar sejumlah uang pada waktu yang telah ditentukan.


Setiap surat promes haruslah mengandung hal – hal berikut:

1.      Order Clausule atau promesse an order.

2.      Kesanggupan untuk membayar dengan tiada syarat jumlah yang tercantum didalamnya.

3.      Hari jatuh tempo pembayarannya.

4.      Tempat pembayaran promes

5.      Nama pemegang promes atau orang yang ditunjuknya.

6.      Tanggal dan tempat pembuatannya.

7.      Tanda tangan penarik atau pembuat promes.

Contoh Surat Promes


     

Wesel adalah wesel yang dapat dipertukarkan (negotiable note) yang secara sah dapat dialihkan melalui perintah dan pengiriman. 

Dalam setiap wesel harus terdapat:

1.      Dalam surat wesel harus tertera kata – kata surat wesel.

2.      Surat wesel adalah perintah tak bersyarat untuk membayar uang sejumlah tertentu.

3.      Disebutkan nama orang atau perusahaan yang harus membayar.

4.      Ditentukan hari jatuh temponya.

5.      Disebutkan tempat pembayarannya

6.      Disebutkan nama orang yang ditunjuk.

7.      Dicantumkan tanggal dan tempat penarikan.

8.      Dibubuhi tanda tangan orang yang menarik wesel.

 

Perbedaan antara wesel dan promes sebagai berikut:

 

No.
Surat Wesel
Promes
1.
Wesel adalah surat perintah untuk membayar.
Promes adalah surat janji untuk membayar.
2.
Penarik dan yang berkepentingan terdiri dari dua belah pihak.
Penarikdan yang berkepentingan berada di satu tangan.
3.
Yang membuat adalah pihak yang mempunyai tagihan.
Yang membuat adalah pihak yang mempunyai kewajiban atau utang.
4.
Memerlukan aksepsi.
Tidak memerlukan aksepsi.

     



About Me

Ica Reza Risyanti
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

BACKLINK GUNADARMA














Followers