BIOGRAFI RAY KROC
Raymond
Kroc adalah seorang pengusaha yang membeli McDonald’s Corporation pada
tahun 1955, dan menjadikannya sebagai restoran cepat saji terbesar di dunia.
Beliau lebih dikenal dengan nama Ray Kroc. Kroc
termasuk salah satu dari 100 orang pendiri dan raksasa industri yang paling
berpengaruh versi majalah Time. Kroc juga merupakan pemilik tim baseball San
Diego Padres yang berdiri sejak 1974. Ray lahir pada 5 Oktober 1902 dan
meninggal 14 Januari 1984 pada usia 81 tahun.
Dalam apa yang seharusnya menjadi tahun emasnya, Raymond Kroc, pendiri dan pembangun McDonald’s
Corporation, membuktikan dirinya sebagai seorang pelopor industri yang tidak
kalah kemampuannya dengan Henry Ford. Dia merevolusikan industri restoran
dengan memberlakukan disiplin atas produksi hamburger, kentang goreng, dan susu
kocok. Dengan mengembangkan sistem operasi dan antaran yang maju, dia
memastikan bahwa kentang goreng yang dibeli oleh pelanggan di Topeka akan sama
dengan yang dibeli di New York City. Konsistensi seperti ini menjadikan
McDonald’s nama mereka yang mendefinisikan fast food Amerika.
Pada tahun 1960, terdapat lebih dari 200 saluran McDonald’s di seluruh
Amerika, perluasan cepat yang dikobarkan oleh biaya franchise yang rendah. Ray
Kroc telah menciptakan salah satu merek yang paling kuat sepanjang masa. Tetapi
dia nyaris tidak mendapat keuntungan. Akhirnya, dia memutuskan untuk
menggunakan real estate sebagai pendukung keuangan yang menyebabkan McDonald’s
menjadi operasi yang menguntungkan. Pada tahun 1956, Kroc mendirikan Franchise
Realty Corporation, membeli tanah dan bertindak selaku pemilik restoran bagi
pembeli franchise yang penuh minat. Dengan langkah ini, McDonald’s mulai
memperoleh penghasilan yang sesungguhnya, dan perusahaan pun lepas landas. Kroc
kemudian memperkenalkan program periklanan nasional untuk mendukung franchise
yang tersebar dengan cepat; dan setelah tampak bahwa pertumbuhan di wilayah
asal perusahaan ini melambat pada awal tahun 1970-an, dia memulai dorongan yang
penuh semangat dan suksesuntuk membuat kehadiran global bagi McDonald’s.
Sepanjang pertumbuhan
perusahaan yang spektakuler, Kroc melakukan akrobat keseimbangan berjalan di
atas rentangan tali yang sulit, memberlakukan standar yang keras di seluruh
sistem sementara mendorong semangat wirausaha yang menyambut baik gagasan dari
semua tingkat. Banyak gagasan ini yang memberikan sumbangan kepada keberhasilan
perusahaan yang menakjubkan. Dalam mengumpulkan kekayaan sebesar $500 juta,
raja hamburger ini mengubah lansekap budaya bangsa dan menempa sebuah industri
yang termasuk di kalangan ekspor Amerika yang terbesar. Keberhasilan McDonald’s
yang ditiru secara meluas menawarkan contoh yang baik sekali bagi manajer dan
eksekutif zaman sekarang yang berusaha mencari efisiensi produksi yang lebih
besar.
Dengan menempatkan
hamburger yang bersahaja di atas jalur perakitan, Kroc menunjukkan kepada
seluruh dunia bagaimana cara menerapkan pross manajemen yang maju pada usaha
yang paling membosankan. Supaya bisa maju dengan cara McDonald’s,
perusahaan-perusahaan harus menetapkan prinsip dasar pelayanan yang mereka
tawarkan, memecah-mecah pekerjaan menjadi bagian-bagian, dan kemudian
terus-menerus merakitnya kembali dan menyempurnakan banyak langkah sampai
sistem berjalan tanpa kekangan. Hari ini, perusahaan-perusahaan yang terlibat
dalam antara pizza, pemrosesan klaim asuransi, atau menjual mainan mendapat
keuntungan dari jenis sistem yang dipelopori oleh Ray Kroc. Sampai tingkat
ketika operasi seperti ini menjaga pengendalian mutu, dan memelihara kepuasan
pelanggan, keuntungan akan mengalir.
Sebagai salesman mesin susu kocok, Raymond Kroc secara rutin mengunjungi kliennya.
Tetapi ketika salesman berumur lima puluh dua tahun ini pergi dari rumahnya
dekat Chicago ke California selatan untuk menemui dua kliennya yang terbesar,
hasilnya sama sekali bukan hal rutin. Maurice dan Richard McDonald meninggalkan
New Hampshire pada tahun 1930, berusaha mencari peruntungan di Hollywood.
Karena tidak bisa mendapatkan hasil besar di Tinseltown, kakak beradik ini
akhirnya menjadi pemilik restoran drive-in di San Bernardino, kota kecil
berdebu sejauh lima puluh lima mil di sebelah timur Los Angeles. Sementara
kebanyakan restoran membeli satu atau dua Prince Castle Multimixer, yang bisa
mencampur lima gelas susu kocok sekaligus, McDonald bersaudara membeli delapan
buah. Dan Kroc ingin tahu jenis operasi apa yang membutuhkan kemampuan membuat
empat puluh gelas susu kocok pada saat saat yang bersamaan.
Maka dia pergi ke San
Bernardino, dan apa yang dilihatnya di sana mengubah kehidupannya. Kroc berdiri
di keteduhan dua gerbang lengkung keemasan restoran yang gemerlapan, yang
menerangi langit di senja kala, dan melihat antrian orang-orang yang
berkelok-kelok seperti ular di luar restoran yang berbentuk segi delapan.
Melalui dinding bangunan yang selurunya terbuat dari kaca, dia memandangi para
karyawan pria, yang memakai topi kertas dan seragam putih, sibuk di restoran
yang sangat bersih, menyajikan burger dalam piring, kentang goreng dan susu
kocok kepada keluarga-keluarga kelas pekerja yang berdatangan naik mobil.
“Sesuatu pasti sedang terjadi di sini, saya mengatakan kepada diri sendiri,”
Kroc kemudian menulis dalam otobiografinya, Grinding It Out. “Ini pasti operasi
perdagangan paling menakjubkan yang pernah saya lihat.” Tidak seperti begitu
banyak operasi pelayanan makanan yang pernah ditemui oleh Krock, tempat ini
mendengung seperti mesin yang ditun-up dengan sempurna.
Sebagaimana Forbes
menyatakannya, “singkatnya, kakak-beradik ini mendatangkan efisiensi kepada
bisnis yang cepat.” Mereka menawarkan menu sembilan jenis makanan – burger,
kentang goreng, susu kocok, dan pai – menyingkirkan tempat duduk, serta
menggunakan alat makan kertas dan bukannya kaca atau porselen. Mereka juga
merancang jalur perakitan kasaran sehingga mereka bisa melayani pesanan dalam
waktu kurang dari enam puluh detik. Kroc seketika tahu bahwa dia telah melihat
masa depan. “Malam itu dalam kamar motel saya, saya berpikir keras tentang apa
yang saya lihat siang harinyal. Bayangan restoran McDoland’s yang tersebar di
sekitar perempatan jalan di seluruh negara berpawai melalui otak saya.”
Dengan persetujuan di tangan, Kroc mulai memenuhi bayangannya tentang restoran McDonald’s yang meledak dari pantai
ke pantai. Dia memulai dengan membangun mata rantai pertama kongsi restoran ini
– sebuah model eksperimewntal di Des Plaines, illinois, di luar kota Chicago,
yang bersifatkan harga rendah yang sama, demikian pula menu yang terbatas, dan
pelayanan cepat seperti di restoran San Bernardino. Restoran yang dibuka pada
tanggal 15 April 1955 ini mencapai penjualan yang terhormat sebesar $366,12
dengan cepat memasukkan keuntungan. Kroc mengawasi restoran ini dengan waspada
seperti seorang ibu baru, secara pribadi memimpin kegiatan dapur dan mengorek
sisa permen karet dari pelataran parkir dengan pisau raut. Bagi Kroc, meniru
satu kedai tunggal kakak-beradik McDonald baru permulaannya.
Supaya bisa membangun
kongsi restoran, Kroc tahu bahwa dia harus memberlakukan disiplin atas industri
restoran yang dikelola secara longgar. Dan itu berarti menyempurnakan prosedur
operasi yang distandarkan dalam proses yang bisa ditiru. Empat puluh tahun
sebelumnya, Henry Ford sudah menyadari bahwa produksi masal mobil memerlukan
perkawinan antara presisi bagian-bagian mobil dan proses perakitan yang
efisien. Wawan Kroc adalah menerapkan disiplin yang sama pada pembuatan
sandwich. Dengan menggunakan gagasan bahwa “ada ilmu untuk membuat dan
menyajikan hamburger,” Kroc memberikan kepada kepingan daging sapi gilingnya
spesifikasi yang tepat – kandungan lemak: di bawah 19 persen; berat: 1,6 ons:
garis tengah: 3,875 inci; bawang: ¼ ons . Kroc bahkan membangun sebuah
laboratorium di pinggiran kota Chicago untuk merancang metode pembuatan kentang
goreng yang sempurna pada akhir tahun 1950-an. Bukannya sekedar memasok pembeli
franchise dengan rumus susu kocok dan eskrim, Kroc ingin menjual kepada mitra
barunya satu sistem operasi.
Dengan lain perkataan,
dia membuat cap satu pelayanan. Dan ini sarana revolusioner yang akan digunakan
oleh McDonald’s untuk menciptakan kongsi restoran yang di dalamnya satu
restoran di Delaware dan satu restoran di Nevada akan menyajikan burger yang
tepat sama ukuran dan mutunya, masing-masing berisi potongan acar yang sama,
setiap burger disajikan dalam talam yang serupa bersama kentang goreng yang
dimasak dengan lamanya waktu yang sama. Sebagaimana yang diingat oleh Kroc,
“Kesempurnaan sulit sekali dicapai, dan kesempurnaanlah yang saya inginkan
dalam McDonald’s. Segala hal lainnya sekunder bagi saya.” Tetapi tuntutan yang
serba tepat melayani satu tujuan strategis. “Tujuan kami, tentu saja, adalah
memastikan bisnis yang berulang berdasarkan reputasi sistem dan bukannya mutu
satu restoran atau operator tunggal,” kata Kroc. Walaupun franchise McDonald’s
bertumbuhan dimana-mana di seluruh daerah di Barat Tengah dan Barat seperti
bunga liar setelah hujan musim semi, keberhasilan perusahaan rupanya berumur
pendek. Sementara persetujuan asli yang dijalin dengan kakak-beradik McDonalds
menyebabkan Kroc menyayangi pembeli franchise yang paling awal, ini juga
menyebabkan perusahaan yang baru lahir ini langsung menuju kemungkinan
bangkrut. Selama tahun 1960, ketika kongsi restoran ini mengeruk uang $75 juta
dalam penjualan, penghasilan McDonald’s hanya $159.000.
“Singkatnya, konsep
Kroc untuk membangun McDonald’s, John Love. Dan rumah kartu impian Kroc mulai
runtuh di bawah bobotnya sendiri. Sementara terbenam dalam utang dan tanpa
pertumbuhan keuntungan yang bisa dibayangkan, Kroc menghadapi satu dilema yang
klasik. Dia tidak mampu memperluas usaha. Dan dia tidak bisa tetap terapung.
Untunglah, Harry Sonnenborn menemukan pemecahan. Dia berpikir McDonald’s harus
mendapatkan uang dengan menyewa atau membeli lokasi yang akan dijadikan kedai
dan kemudian menyewakannya kembali kepada pembeli franchise mula-mula dengan
peningkatan harga 20 persen, dan kemudian 40 persen. Di bawah rencana ini,
McDonald’s akan mencari lokasi yang sesuai dan menandatangani perjanjian sewa
dengan bunga yang ditentukan. Strategi real estate pas sekali dengan tujuan
penguasaan Kroc yang lebih besar. Bukannya menjual franchise geografis sebagai
selubung, yang akan memberikan kepada pemegangnya hak untuk membangun
sebanyak-banyaknya atau sesedikit-sedikitnya kedai sekehendak hatinya disuatu
kawasan tertentu, Kroc hanya menjual franchise individual, dengan biaya rendah
$950.
Ini mematikan bahwa
operator yang tidak bersedia bermain mengikuti aturannya hanya bisa membuka
tidak lebih dari satu saluran. Setelah menyerahkan urusan keuangan yang stabil
ke tangan Harry Sonnenborn yang ahli, Kroc mulai memperluas dan
memprofesionalkan kerajaan industri yang sedang tumbuh ini. Di bawah
konsepsinya yang baru, setiap pembeli franchise dan operator seperti seorang
manajer pabrik. Karena mengetahui bahwa ukuran bagi kompleks industri yang maju
adalah manajemen profesional, pada tahun 1961 Kroc meluncurkan satu program
latihan-di restoran baru di Elk Grove Village, Illinoiss. Di sana, kelompok
pelaksana melatih pembeli franchise dan operator dalam metode ilmiah mengelola
McDonald’s yang sukses dan melatih mereka dalam ajaran kroc tentang Mutu,
Pelayanan, Kebersihan dan Nilai. “Saya menaruh hamburger pada jalur perakitan,”
Kroc suka mengatakan. Hamburger juga berisi laboratorium penelitian dan
pengembangan untuk mengembangkan mekanisme memasak, membekukan, menyimpan, dan
menyajikan. Di mana pun juga tidak ada dikotomi antara pengendalian pusat dan
otonomi operasi yang lebih kentara daripada dalam iklan. Pada hari Natal akhir
tahun 1950-an, Turner dan para manajer lainnya bisa berkeliling Chicago Loop
dengan “Kereta Sinterklas,” sebuah truk eskrim yang diubah menjadi restoran
drive-in McDonal’s yang beroda.
Namun kendati sangat
menyukai cara menjajakan barang dagangan model kini ini, McDonald’s tidak
mempunyai strategi periklanan untuk seluruh perusahaan. Sebaliknya, ketika
operator Minneapolis Jim Zein melihat penjualannya meledak pada tahun 1959
setelah memasang iklan radio, Kroc mendorong para operator untuk memanfaatkan
gelombang udara dengan kampanye mereka sendiri. Iklan yang sukses membantu penggalakan
pertumbuhan yang lebih besar. Dan pada tahun 1965, dengan 710 restoran
McDonald’s tersebar dalam empat puluh empat negara bagian, $171 juta dalam
penjualan, dan neraca yang relatif mantap, akhirnya McDonald’s mekar
sepenuhnya. Perusahaan ini go public pada tanggal 15 April, tepat sepuluh tahun
sampai ke harinya setelah Kroc membuka kedai Des Plaines, menjual 300.000 saham
dengan harga per lembar $22,50. Banyak saham ini yang ditawarkan oleh Kroc,
yang mengeruk uang $3 juta dalam penjualan. Kroc mengerahkan uang tunai ini
untuk memperluas perusahaan dan melawan pesaing yang dengan cepat menyebar di
mana-mana, sebab keberhasilan perusahaan telah melahirkan banyak imitasi yang
berusaha memanfaatkan industrialisasi fast food yang semakin meningkat. Melalui
pertumbuhan yang pesat dan iklan yang meluas, McDonald’s pada awal tahun
1970-an menjadi kongsi restoran fast food yang terbesar di seluruh negara dan
sifat yang mudah dikenali dari lansekap budaya Amerika. Dan penguasa tertinggi
McDonaldland, Ray Kroc, menjadi seorang tokoh yang bertingkat nasional.
Pada tahun 1972,
ketika lebih dari 2.200 saluran McDonald’s mengeruk penjualan $1 milyar, kroc
menerima hadiah Horatio Alger dari Norman Vincent Peale. Sementara nilai saham
pemilikannya meningkat menjadi kira-kira $500 juta. Sementara produk McDonald’s
menjadi makanan pokok Amerika, hal ini membangkitkan keinginan menyelidiki
wartawan dan politikus pembaharuan yang suka mencari-cari kejelekan, raksasa
industri profil tinggi Ray Kroc juga menarik perhatian dari banyak pihak.
Sementara produk McDonald’s menjadi makanan pokok Amerika, hal ini
membangkitkan sikap tinggi hati kaum elit industri makanan. Mimi Sheraton dari
New york magazine menyatakan: “Makanan McDonald’s mengerikan secara tidak
ketulungan, tanpa keindahan apa pun.” Para politikus juga memperhatikan. Pada
tahun 1974, ketika nilai pasar perusahaan ini melampaui nilai U.S. Steel yang
maju dengan lambat, Senator Lloyd Bentsen mengeluh: “Ada sesuatu yang tidak
beres dengan ekonomi kita kalau pasar saham lebih banyak dalam hamburger dan
lebih sedikit dalam baja.” Banyak analis yang memandang pertumbuhan McDonald’s
yang pesat sebagai hal yang tidak akan bisa dipertahankan. Tetapi Kroc merasa
yakin bahwa perusahaan perlu terus berkembang supaya bisa bertahan hidup. “Saya
tidak percaya dengan kejenuhan,” dia berkata. “Kami berpikir dan bicara dalam
tingkat seluruh dunia.” Kroc membayangkan sebuah dunia yang di dalamnya 12.000
pasang Gerbang Lengkung Keemasan akan berdiri sebagai pos luar sebuah kerajaan
perdagangan yang perkasa. Mendirikan pangkalan di ibu kota negara-negara Eropa
baru permulaannya. Dengan berlalunya waktu sepuluh tahun, seribu restoran yang
dibuka oleh perusahaan di luar negeri menggalakkan 27 persen tingkat
pertumbuhan tahunan. Kongsi restoran ini begitu universal dikenal sebagai
lambang usaha Amerika dan berpengaruh, sehingga ketika gerilyawan Marxis
meledakkan sebuah restoran McDonald’s di San Salvador pada tahun 1979, mereka
menyatakan bahwa tindakan teroris ini sebuah pukulan mematikan terhadap
“imperialis Amerika.”
“Walaupun McDonald’s mencapai sukes, dan kekayaan pribadinya mencapai $340 juta, dia selalu
khawatir,” Forbes menulis pada tahun 1975, “Kalau Kroc bepergian, dia
bersikeras menyuruh sopirnya membawanya paling sedikit ke enam restoran
McDonald’s untuk melakukan inspeksi kejutan.”. Walaupun dia membunuh persaingan,
persaingan tidak membunuh Ray Kroc. Dia meninggal dunia dalam usia lanjut pada
bulan Januari 1984, pada umur delapan puluh satu tahun, tepat sepuluh bulan
sebelum McDonald’s menjual hamburger yang ke-50 milyar.
sumber : http://bio.or.id/biografi-raymond-kroc-pendiri-mcdonalds/
Nama : Ica Reza Risyanti
Npm : 45214063
Kelas : 2DA02
0 Response to ""Tugas Kewirausahaan Minggu Ke-4"
Posting Komentar